Saturday, December 15, 2012

Fenomena Glory Hunter

Saya pikir, tidak berlebihan apabila saya memperkirakan fans Manchester City di seluruh muka bumi bertambah beberapa kali lipat dalam 2 tahun terakhir. Sama seperti ketika Chelsea baru saja dibeli oleh si poltak, raja minyak dari Rusia. Tak peduli apa kata seantero galaxy, bagaimana fans club lain meneriaki mereka "glory hunter". Dan dengan santainya mereka menjawab, "we're the winner". Sembari mengingat adakah prestasi tim kebanggaan mereka, selain EPL musim lalu.



Glory hunter yang tahu diri



Jono adalah salah satunya, mahasiswa yang tim favoritnya selalu juara ketika dia dukung. Atau mungkin lebih tepatnya adalah, dia selalu mendukung tim yang juara. Dia mulai meng-unfollow @chelseafc_indo, kemudian dengan ragu mulai mencari di Twitter, apakah ada fanbase fans City di Indonesia. Dia mulai menyimpan jersey berwarna biru bertuliskan Frank Lampard di dalam lemari menemani Luis Figo, Ronaldinho ataupun Diego Milito. Kemudian mencari apakah ada pabrik yang memproduksi jersey tim kota Manchester yang (katanya) nomor 2 itu. Tak lupa, dia langsung membeli kaos kerah, lengkap dengan emblem City di dada kirinya. Supaya teman-teman sekampusnya tahu kalau timnya baru saja menjuarai Liga terbaik di dunia. Meskipun dia sendiri sempat bingung ketika pertama kali melihat tim ini, dan mengira bahwa itu adalah Persela Lamongan yang berisikan 100% legiun asing dan sudah pindah ke Liga Inggris.

Momen yang mendiamkan chants fans United di seluruh dunia

Dia mulai membuka google, dan mengeclick page teratas, Wikipedia. Itu adalah senjata adalannya ketika mencari info tentang Chelsea, Barcelona, Real Madrid ataupun Inter Milan. Jono mulai mencari semua sejarah tentang City. Agar ketika ditanya, "tahun berapakah Manchester City resmi berdiri", dia pun dengan ringan menjawab 1893. "siapa legenda City", dalam hitungan detik dia menjawab "Billy Meredith, Frank Swift, Sam Cowan". Dia menge-print page wikipedia tersebut, melupakan semua tugas kuliahnya dan menghapalnya berminggu-minggu. Yep, berminggu-minggu. Karena nyaris semua yang ditulis di situ sangat asing di telinganya.

Semua itu dia lakukan beberapa jam setelah Aguero memecahkan heningnya Etihad stadion pada menit 90+. Dia pun mulai mengupdate semua social media yang dia punya. Facebook, Twitter, BBM, sampai Friendster nya yang sudah banyak sarang laba-laba nya. Dia mulai mencari tebing terdekat untuk berteriak, menunjukkan pada dunia, bahwa dia resmi menjadi fans Manchester City. Tak lupa, dia mulai mencemooh fans club tetangganya. Dengan sombongnya dia berkata, "we're the winner", "you're the winner, but it's last year", "manchester is blue". Tanpa mengetahui bahwa tim kebanggannya itu nyaris numpang di Old Trafford pada awal pembentukan timnya. Namun gagal, bukan karena mereka memiliki stadion yang lebih baik, tapi karena harga sewa yang terlalu tinggi.


Namun apakah yang akan dia lakukan musim ini? Tetap menjadi fans City? Apabila menilik bagaimana jiwa glory hunter di dalam tubuhnya dan ditambah dengan penampilan City musim ini yang acakadut, seharusnya tidak. Jono mulai melirik ke negeri matador. Dia tertarik dengan tim Calatan (lagi), alasannya? Simpel, karena Barcelona musim ini emang kayak dewa mainnya. Ditambah dia tak perlu lagi membuka Wikipedia ataupun mencari jersey lagi. Semua itu dia lakukan setelah mengetahui bahwa Lionel Messi baru saja memecahkan rekor 85 gol milik Gerd Muller, meskipun dia sendiri bingung bagaimana seorang kipeer bisa menciptakan gol sebanyak itu. Semua kebingungannya itu terjadi ketika dia mengira bahwa Muller adalah penjaga gawang timnas Jerman di serial kartun favoritnya, Captain Tsubasa.

Lionel Messi vs Muller yang di Tsubasa
Meskipun semua bukti-bukti tersebut sudah bisa dikatakan cukup, tapi dia tetap tidak mau apabila ada teman yang mengoloknya glory hunter. Jono berkata bahwa dia mendukung sebuah tim itu dari gaya bermainnya yang menghibur, atraktif dan spektakuler. Walaupun saya sendiri bingung dimana sisi entertain-nya permainan Inter Milan dibawah asuhan Jose Mourinho. Bukti terakhir adalah ketika dia menjawab kuis di salah satu TV swasta, "darimanakah asal negara Sheikh Mansour pemilik Manchester City?". Karena City adalah (bekas) tim favoritnya, dia menaikkan kerah, membusungkan dada, menaikkan sedikit kacamatanya, menatap optimis ke kamera, dan berkata . . . Saudi Arabia.

No comments:

Post a Comment